^_^

beauty is not about looks, make-up or clothes. true beauty comes from being yourself, the more you show who you really are the prettier you will be

Sunday, May 08, 2011

apabila kesibukan menghadang

kerja itu anugerah. bayangkan kalau kita tidak memiliki pekerjaan. luntang-lantung tidak tentu arah. betapa menjemukannya hidup seperti itu. konon, salah satu siksaan paling berat bagi para narapidana di penjara adalah waktu kosong, tidak tahu harus mengerjakan apa, cuma bengong di dalam sel. namun kalau kebanyakan kerjaan alias super sibuk repot juga. bayangkan, kalau dari jam ke jam tiap hari pekerjaan seolah-olah tidak ada habisnya. belum ditambah kemacetan di jalan. jadilah capek badan, capek hati, capek pikiran.
masalahnya, terkadang kesibukan itu tidak bisa kita hindari. maunya sih setiap hari punya waktu luang, tetapi kebutuhan dan tuntutan hidup tidak bisa diajak kompromi. jadi, bukannya tidak mau, melainkan memang tidak bisa. begitulah, hidup tidak selalu berjalan seperti yang kita mau, bukan? kondisi demikian kalau tidak disikapi dengan bijak dan bajik akan mengganggu waktu teduh kita. imbasnya pada kehidupan rohani, akan terasa kering seperti pohon kekurangan air. dan, kita akan merasa jauh dari Tuhan. lalu hampa.
bagaimana agar kesibukan sehari-hari itu tidak mengganggu waktu teduh kita? berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan.
1. sisihkan bukan sisakan
sisihkan dan sisakan waktu itu beda. kalau sisihkan begini: kita punya waktu 24jam setiap hari. nah, sisihkan dulu, misalnya 15menit untuk waktu teduh. waktu selebihnya baru kita pakai untuk kegiatan lain. sedang sisakan begini: kita pakai waktu yang 24jam itu untuk kegiatan sehari-hari, sisanya-itupun jika ada-baru kita pakai untuk berwaktu teduh . jadi kalau sisihkan berarti dahulukan, prioritaskan, pisahkan terlebih dahulu dari yang lain-lain, sedangkan sisakan sebaliknya, hanya menjadi prioritas yang terakhir.
pilih waktu yang paling mungkin atau paling pas untuk kita, bisa sebelum berangkat bekerja atau sebelum tidur (hanya saja kalau sebelum tidur, sesudah seharian bekerja biasanya bdan sudah angat lelah dan mengantuk, imbasnya waktu teduh kita tidak berkualitas), bisa juga siang hari waktu istirahat kantor (untuk itu di kantor perlu mengediakan Alkitab). disinilah pentingnya tekad atau komitmen. tantangan paling besar biasanya diri sendiri, bisa dalam wujud malas, lelah, atau berupa keingingn
2. atur lagi prioritas
Tuhan memberi waktu kepada setiap orang sama persis, tujuh hari seminggu, 24 jam sehari. tidak lebih, tidak kurang. jadi kalau samapi kita tidak punya waktu untuk sesuatu yang sangat penting,masalahnya pasti bukan pada kekurangan waktu yang kita punya, melainkan pada cara kita memakai waktu, yaitu pengaturan prioritas, mana yang harus didahulukan, mana yang bisa dikemudiankan. disinilah pentingnya disiplin diri.
dari sebiah surat elektronik ada cerita begini- entah siapa penulisnya: suatu hari di sebuah sekolah bisnis terkemuka di Amerika Serikat, seorang profesor sedang menyampaikan kualiah tentang ekonomi sosial di depan puluhan mahasiswanya. profesor itu meletakkan sebuah stoples kaca di atas mejanya. lalu ia mengeluarkan sekantong penuh batu dan memasukkannya ke dalam kantong itu satu per satu, sampai tidak ada lagi batu yang bisa dimasukkan. lalu ia bertanya pada para mahasiswanya "Apakah stoples ini sudah penuh?" "Ya" jawa para mahasiswanya serempak.
sang profesor tersenyum. dari bawah mejanya ia mengeluarkan kantogn lain yang berisi kerikil. ia menuangkannya ke dalam stoples sambil menggoyang-goyangkannya agar kerikil -kerikil itu mengisi celah-celah diantara batu-batu yang lebih besar di dalam stoples itu. untuk ekdua kalinya ia bertanya pada para mahasiswanya "Apakah stoples ini sudah penuh?" "Belum"jawab mereka.
selanjutnya sang profesor mengambil sekantung penuh pasir halus dan menuangkan pasir itu ke dalam stoples, mengisi celah-celah di antara batu-batu besar dan kerikil-kerikil yang telah dimasukkan tadi "Apakah stoples ini sudah penuh?"tanyanya pula. "mungkin"jawab para mahasiswanya.
sang profesor lalu mengeluarkan sebuah teko berisi air. lalu ia tuangkan ke dalam stoples yang penuh dengan batu, kerikil dan pasir halus itu sampai penuh. sambil meletakkan teko di atas meja, ia memandang ke seluruh kelas. "lantas pelajaran apa yang dapat kita petik?" tanyanya. hening. para mahasiswanya memandang lekat-lekat ke arahnya.
"pelajaran yang bisa kita petik adalah jika kita ingin memasukkan batu-batu yang lebih besar, kita harus memasukkannya terlebih dahulu sebelum yang lain-lainnya. ini soal prioritas"
berkenaan dengan waktu teduh. apabila waktu teduh adalah sebuah "batu besa" yang akan dimasukkan ke dalam "stoples kehidupan" kita, pastikan bahwa kita telah memberikan prioritas yang semestinya. sebab kalau tidak, salah-salah kita tidak akan pernah bisa "memasukkannya".
3. miliki niat
lalu bagaimana kalau sampai tidak bisa juga, misalnya pagi terlambat bangun dan harus ke bandara dulu mengantar saudara, siang di kantor tidak memungkinkan sebab ada tugas di luar kantor seharian penuh, malam sulit juga karena pulang akan sangat larut dan badan pasti sudah sangat lelah.
ada pepatah "dimana ada kemauan, disitu ada jalan". artinya kalau kemauan sudah ada jalan keluar pasti akan selalu bisa ditemukan. begitu juga dalam hal waktu teduh. kunci utamanya adalah kemauan atau niat. cari waktu yang paling memungkinkan di sela-sela padatnya kegiatan itu.
God bless us