^_^

beauty is not about looks, make-up or clothes. true beauty comes from being yourself, the more you show who you really are the prettier you will be

Friday, December 24, 2010

Hal-Hal Pokok dalam Mengajar

BEBERAPA HAL POKOK DALAM MENGAJAR

LATAR BELEKANG
Proses belajar mengajar merupakan suatu interaksi antara seorang guru dan anak didik, yang mana proses ini merupakan dua hal yang sangat berbeda tetapi membentuk satu kesatuan. Mengapa demikian, karena bila dalam proses belajar mengajar tidak ada dua hal tersebut, maka selamanya tidak akan terjadi proses belajar mengajar,jadi keduanya harus berjalan sesuai dengan maknanya. Belajar merupakan kegiatan siswa, sedangkan mengajar adalah kegiatan seorang guru. Agar pelaksanaan proses belajar mengajar berjalan dengan baik, maka pelaksanaan pengajaran harus tersusun secara sistematis.

A. Interaksi Belajar-Mengajar
Dalam interaksi belajar_mngajar terjadi proses saling mempengaruhi. Perilaku guru akan berbeda , apabila menghadapi kelas yang aktif denan kelas yamg pasif. Interaksi ini bukan hanya terjadi antara siswa dan guru, tetapi antara siswa dengan manusia sumber (orang yang memberi informasai), antara siswa dengan siswa yang lain. Kegiatan ini menekankan pada kehadiran siswa, tanpa siswa di kelas guru tidak bisa mengajar. Lain halnya dengan belajar, siswa dapat melakukan meski tanpa kehadiran guru. Dalam proses belajar-mengajar yang mengaktifkan siswa untuk mengikuti pelajaran guru hendaknya memberikan persoalan-persoalan yang menumbuhkan pencarian, pengamatan, percobaan, analisis, sintesis, perbandingan, penilaian, dan penyimpulan oleh siswa sendiri. Dalam strategi demikian siswa berperan lebih aktif. Dengan demikian guru tidak hanya memanipulasi kelas, bahkan memberikan penghidupan yang demokratis dalam kelas.

B. Proses Belajar-Mengajar Ditinjau dari Sudut Siswa
Proses belajar mengajar kalau dilihat dari sudut pandang siswa maka hal ini akan membahas seputar kegiatan siswa yaitu belajar.
1. Macam-macam Keterampilan Intelektual (Gagne 1970)
Menurut Gagne (1970), ada delapan tipe keterampilan intelektual belajar, delapan tipe ini menunjukan keterampilan yang paling rendah sampai yang tinggi. Berikut ini akan dituliskan delapan tipe tersebut :
a. belajar tanda-tanda, merupakan kegiatan belajar yang paling sederhana sebab hanya melibatkan penguasaan akan tanda-tanda. Contoh : anak kecil melihat mobil, dia mulai mengenal mobil dengan tanda ada ban, bunyi dan lain-lain.
b. Belajar stimulus respon, merupakan kegiatan belajar yang berbentuk menjalin hubungan antara suatu rangsangan dengan respon. Contoh : mengikuti perintah
c. Rangkaian kegiatan, merupakan kegiatan belajar yang berisi rangkaian kegiatan, misalnya menjalankan mesin jahit disitu ada kegiatan yang pertama memasukan benang sampai seterusnya.
d. Belajar hubungan verbal, ,erupakan kegiatan belajar yang dimulai dengan mengenal hubungan antara sebuah nama dan bendanya
e. Belajar membedakan sebenarnya berisi pengenalan cirri-ciri atau sifat-sifat, setelah anak mengetahui cirri-cirinya, anak akan belajar mengkategorikan.
f. Belajar konsep, belajar ini bersifat abstrak, mengambil kesimpulan berdasarkan situasi, peristiwa dan lain-lain.
g. Belajar aturan atau hukum, belajar ini akan dimulai yang paling sederhana yaitu mematuhi peraturan yang ada di rumah, selanjutnya di sekolah dan dikehidupan bersosial.
h. Belajar pemecahan masalah, bejar ini adalah yang paling sulit, karena harus melewati lima langkah 1. mengidentifikasi masalah, 2. merumuskan masalah, 3. menyusun pertanyaan, 4. mengumpulkan data, 5. merumuskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan serta mengambil kesimpulan
2. Belajar menerima, menghafal,diskaveri dan bermakna (Ausble dan Robinson 1969)
Menurut Ausble dan Robinson, tentang bentuk-bentuk belajar ada empat, yaitu:
a. Belajar menerima vs belajar diskaveri
model kegiatan belajar ini sangat berlainan, belajar menerima adalah belajar dengan peranan siswa lebih pasif mereka lebih banyak ,menerima apa yang disampaikan oleh gurunya, contohnya mendengarkan ceramah. beda dengan belajar diskoveri yang mana dalam belajar diskoveri ini siswa lebih bersifat aktif, ada sejumlah proses mental yang dilakukan siswa, banyak menuntut aktivitas berfikir dan bahkan sampai aktivitas fisik, contohnya Tanya jawab diskusi dan lain-lain.
b. Belajar menghapal vs belajar bermakna
model kegiatan belajar ini juga saling berlainan, dalam belajar menghapal ada suatu penekanan penguasaan pengetahuan tanpa memberi suatu arti atau pemahaman, sedangkan belajar bermakna menekankan pemahaman yang terjadi karena ada hubungan antara suatu fakta dengan fakta lainnya contoh sepeda motor dengan bahan baker, atau juga dapat terjadi ada hubungan antara pengetahuan dengan manfaatnya contoh manfaat sepeda motor. Kalau kita telaah lagi ini ada hubungannya dengan belajar menerima dan belajar diskaveri, buktinya belajar menerima akan cenderung mengarah kebelajar menghafal sedangkan belajar diskaveri akan cenderung mengarah pada belajar bermakna.


3. Belajar di sekolah dan di luar sekolah
Belajar sesuai dengan uraian di atas dapat lakukan di dalam kelas atau di luar kelas, kebaikan dari belajar di sekolah adalah anak didik langsung mendapat pengawasan dari seorang guru, apabila saat belajar anak didik menghadapi kesulitan maka bantuan dari seorang guru akan memecahkan masakah tersebut, sedangkan belajar diluar sekolah adalah inisiatif dari anak didik,tanoa bimbingan dari guru. Untuk diperhatikan bagi siswa SD kalau belajar diluar sekolah harus ada perencanaan belajar dari seorang guru, banyak tugas yang diberikan kepada siswa seperti mengerjakan soal, mengerjakan PR dan lain sebagainya.
4. Belajar Secara Klasikal, kelompok dan Individul
Belajar, dilihat dari jumlah anak didik dibedakan menjadi tiga yaitu klasikal, kelompok dan individual. Apabila jumlah anak didik sangat besar atau kurang lebih 40 siswa, maka pembelajaran yang pas adalah klasikal dengan syarat keadaan kelas atau ruang harus tenang, pembelajaran ini akan cenderung pembelajaran yang pasif. Kegiatan belajar yang lebih efektif adalah belajar kelompok dan individu.
5. Belajar Teori dan Praktek
Dalam pelajaran tingkat sekolah dasar, pelajarannya dapat berupa teori dan praktek, mungkin belajar teori sangat mudah pelaksanaannya karena tidak membutuhkan alat dan bahan tapi untuk belajar praktek pelaksanaanny menuntut adanya alat dan bahan sebagai media pembelajarannya, dalam belajar teori anak didik akan cenderung pasif sedangkan belajar praktek anak didik akan cenderung aktif karena banyak hal yang dapat dilakukan oleh siswa.

C. Proses Belajar-Mengajar Ditinjau dari Sudut Guru
Proses belajar mengajar kalau dilihat dari sudut guru maka akan terwujud kegiatan mengajar, yang mana kegiatan ini adalah kegiatan proses penyampaian pengetahuan kepada siswa, ini dilihat dari arti yang khusus, tapi kalu dilihat dari arti yang umum atau yang lebih luas adala dimana kegiatan itu akan mencakup semua kegiatan yang menciptakan situasi agar siswa dapat belajar. Dalam mengajar seorang guru tidak asal-asalan mengajar tapi harus punya metode, pendekatan yang cocok sesuai waktu, kondisi dan materi yang akan disampaikan.
1. Mengajar Secara Ekspositori
Cara ekspositori iniakan membuat siswa lebih pasif karena sebagian banyak yang aktif adalah guru, sebelum mengajar guru telah mengelola dan mempersiapkan bahan jar secara tuntas, metode yang cering digunakan untuk pengajaran ekspositori adalah metode ceramah dan demonstrasi, untuk lebih jelasnya akan ditulis dibawah ini :


A. Metode Ceramah
Yang perlu dipersiapkan dalam metode ceramah adalah bahan ajar, dan sistimatika pengajaran, selanjutnya guru menyampaikan materi sesuai dengan bahan ajarnya dan sistematikanya
B. Metode Demonstrasi
Metode ini adalah pelengkap dari metode ceramah, dalam penyampaian materi mungkin ada penjelasan yang memerlukan alat peraga, maka metode yang cocok adalah metode demonstrasi.
2. Mengajar dengan Mengaktifkan siswa
Inilah cara pengajaran yang sangat bagus untuk pemahaman siswa, karena peran guru lebih sedikit dari pada peran siswa, siswa akan lebih bersemangat belajar. Banyak metode yang dapat guru lakukan untuk mendapatkan pembelajaran yang aktif diantaranya :
a. Metode Tanya Jawab
Ini adalah metode yang paling sederhana untuk mengaktifkan siswa, guru tinggal mengajukan pertanyaan atas materi yang telah disampaikan dan siswa akan menjawab sesuai dengan pertanyaan, atau sebaliknya kalau ada siswa yang belum paham atas materi yang telah diajarkan, siswa akan bertanya kepada guru inilah mulainya pembelajaran yang aktif.
b. Metode Diskusi
Metode ini hamper mirip dengan metode Tanya jawab, perbedaanya terletak pada pokok bahasan, diskusi akan membahas satu masalah yang harus dicari jalan keluar dari masalah tersebut. dalam metode ini siswa kebanyakan dibagi atas kelompok-kelompok yang akan menghasilakan kesimpulan.
c. Metode Mengajar Kelompok
dalam metode ini lebih ditekankan pada aktivitas pengelompokan siswa, kelompok siswa ada yang besar, sedang dan yang kecil tergantung dengan jumlah siswa dalam kelompok tersebut, jumlah untuk kelompok adalah 11-20 siswa, untuk kelompok sedang adalah 6-10 siswa dan untuk jumlah kelompok kecil adalah 2-5 siswa.
d. Metode Latihan
Metode ini sangatlah bervariasi, metode ini kegiatannya sangat luas, ada kegiatan pemecahan masalah, olahraga, kesenian dan lain-lain. Inti dari metode ini adalah melakukan kegiatan dengan cara mengulang-ulang bahan yang telah diajarkan sampai anak didik menguasai bahan tersebut.


e. Metode Pemecahan Masalah
metode ini adalah metode yang paling rumit, tujuannya adalah untuk memecahakan masakah yang sangat komplek,metode ini dilaksanaka oleh anak didik bisa individu atau kelompok.
f. Metode Pemberian Tugas
telah disinggung didepan bahwa belajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi dapat dilakukan diluar kelas, umumnya kalau diluar kelas tanpa bimbingan guru, untuk itu guru sebaiknya memberikan tugas pada anak didik, supaya pembelajarannya dapat terarah.

KESIMPULAN
Dalam kegiatan Belajar-Mengajar maka secara otomatis akan terjadi apa yang disebut ‘interaksi’. Hal tersebut sudah diakui oleh berbagai kalangan. Untuk menunjukkan adanya interaksi, hendaknya guru tidak memberikan materi yang sudah jadi atau sudah matang kepada siswa, hal tersebut akan menimbulkan kecenderungan siswa untuk pasif. Untuk mengaktifka siswa ada beberapa macam metode, antara lain; metode Tanya-jawab, diskusi, latihan, pemecahan masalah, dan pemberian tugas.

No comments: