^_^

beauty is not about looks, make-up or clothes. true beauty comes from being yourself, the more you show who you really are the prettier you will be

Friday, December 24, 2010

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN


I.             PENDAHULUAN

A.   PENGAJARAN MIKRO DALAM PEMBENTUKAN KETERAMPILAN MENGAJAR

Pendapat yang menyatakan bahwa mengajar adalah proses menyampaikan atau penerusan pengetahuan sudah ditinggalkan oleh semakin banyak orang. Sebaliknya, mengajar adalah perbuatan yang kompleks, yaitu penggunaan secara integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan.

Kelemahan mengajar menujuk kepada adanya sistem eksplanasi dan prediksi yang mendasarinya.

Aliran pengajaran mikro (mikro-teaching) secara teknis bertolak dari asumsi bahwa keterampilan-keterampilan mengajar yang kompleks itu dapat dipreteli menjadi unsur-unsur keterampilan yang lebih kecil. Dengan melalui pengajaran mikro, pembentukan keterampilan dapat dilakukan secara sistematik mulai dari pemahaman, observasi peragaanya untuk kemudian diteruskan dengan latihan yang berjenjang yaitu latihan terbatas, latihan dengan bantuan teman sejawat dan latihan lapangan.

B.   PENGERTIAN DAN RASIONEL

Hubungan tatap muka antara guru dan kelompok atau dengan perorangan ini diwarnai oleh hakekat pengajaran kelompok kecil dan perorangan, yaitu :

  1. Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab dapat terjadi antara guru-siswa dan siswa-siswa,tetapi juga antar siswa dan siswa.
  2. Siswa belajar sesuai dengan kecepatan,cara,kemampuan dan minat
  3. Siswa mendapat bantuan guru sesuai dengan kebutuhannya
  4. Siswa dilibatkan dalam penentuan cara belajar yang akan ditempuh,materi dan alat yang digunakan dan tujuan yang ingin dicapai.
                         
Syarat – syarat diatas haruslah dipenuhi, hingga peran guru didalam pengajaran ini, lebih banyak sekali :

a.   Organisator kegiatan belajar mengajar
  1. Sumber informasi bagi siswa
  2. Pendorong bagi siswa untuk belaj
  3. Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa
  4. Orang yang mendiagnosa kesulitan siswa dan memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya
  5. Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti siswa lainnya, yang berarti guru ikut serta menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan suatu masalah atau mencari suatu kesempatan sebagaimana siswa lainnya melakukannya.


C.   PENGGUNAAN DALAM KELAS

1.    Variasi pengorganisasian

 Berikut ini disajikan berbagai variasi pengorganisasian untuk memberi kesempatan belajar dalam kelompok dan perorangan .



Model A.
Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal untuk memberi informasi dasar,penjelasan tentang tugas yang akan dikerjakan,serta hal – hal yang dianggap perlu. Dalam model ini setelah pertemuan kelas,siswa diberi kesempatan untuk memilih:

a.    Aktifitas dalam kelompok
b.    Aktifitas secara perorangan

Setelah waktu yang ditetapkan berakhir,pelajaran diakhiri dengan pertemuan kelas kembali sebagai arena berbagi pengalaman,laporan,atau pengukuhan hasil kegiatan/kerja.

 Model B.
Pertemuan diawali dengan pengarahan secara klasikal,yang memungkinkan mencakup informasi dasar,perlindungan tentang tugas yang akan dilakukan, cara kerja dan sebagainya.Setelah itu kelas langsung melakukan aktivitas dalam kelompok – kelompok kecil menyelenggarakan kontrak yang telah dibuatnya bersama guru,sampai waktu yang ditetapkan berakhir.Laporan kelompok diserakan kepada guru.

Model C
Perteman di awali dengan pengarahan / informasi secara klasikal.Setelah itu siswa langsung melakukan aktivitas secara perorangan dan kemudian bergabung dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengolah hasil yang dicapai.Pada akhir pertemuan,setiap kelompok menyerahkan hasilnya kepada kelompok.

            Model D
Setelah pertemuan dalam kelas besar yang merupakan awal kegiatan, siswa langsung melakukan aktivitas secara perorangan sampai batas waktu berahir. Siswa melakukan aktivitas sesuai dengan kelompok yang telah dibuatnya bersama guru.



II Hal-hal yang perlu diperhatikan, agar guru dapat menggunakan kelompokkecil dan format perorangan secara efektif :
1.    Bagi guru yng sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya dimulai dengan pengajaran kelompok kecil mengarah ke pengajaran perorangan.
2.    Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil maupun perorangan. Hal-hal yang bersifat umum seperti pengarahan, informasi umum, sebaiknya diberikan dalam bentuk kelas besar.
3.    Kegiatan pengajaran kelompok kecil, langkah pertama yang harus dikerjakan guru adalah mengorganisasikan siswa, sumber, materi, ruang, serta waktu yang diperlukan. Langkah ini merupakan landasan bagi langsungnya kegiatan.
4.    Kegiatan pengajaran kelompok kecil yang efektif dengan suatu kulminasi yang dapat berupa rangkuman, pemantapan, laporan, yang semuanyan memungkinkan siswa saling belajar.
5.    Dalam pengajaran perorangan guru sangat perlu mengenal siswa secara pribadi, sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.
6.    Kegiatan dalam pengajaran perorangan dapat berupa aktivitas bebas dengan materi yang sudah disiapkan oleh guru (dalam bentuk paket) dapat belajar sendiri dengan jadwal yang disiapkan sendiri dan dapat pula dalam bentuk kelompok kecil.



II.            KOMPONEN – KOMPONEN KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN

Ada empat komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk pengajaran kelompok kecil dan perorangan :

a.                                    a. Keterampilan Mengadakan Pendekatan secara Pribadi
Salah satu prinsip pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang akrab dan sehat antara guru – siswa, dan siswa – siswi. Suasana ini dapat diciptakan dngan cara :

1.         Menunjukan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan
2.         Mendengarkan secara simpatik ide yang dikemukakan
3.         Memberikan respon positif terhadap pendapat siswa
4.         Hubungan saling mempercayai dapat ditunjukan secara verbal dan non verbal, atau kontak langsung dengan siswa, menepuk bahu, dan berbicara langsung
5.         Menunjukan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecendrungan untuk mendominasi atau mengambil ahli tugas
6.         Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan
7.         Berusaha mengendalikan situasi sehingga siswa merasa aman, penuh spemahaman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapinya.
Semua prilaku diatas dapat tercerminkan dalam bentuk verbal, tetapi dalam sebagian besar dalam ekspresi non verbal yang bersipat pribadi.

b. Keterampilan Mengorganisasikan

Selama kegatan kelompok kecil / perorangan berlangsung, guru berperan sebagai organisator, yang mengatur dan memonitor kegiatan awal sampai ahir. Dalam hal ini, memerlukan keterampilan berikut :

1.         Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, atau masalah yang akan dipecahkan, sebelum kelompok / perorangan mengajarkan berbagai kegiatan yang telah ditetapkan bersama
2.         Memvariasikan kegiatan, yang mencakup penetapan / penyediaan ruangan kerja
3.         Membentuk kelompok yang tepat, dalam jumlah, tingkat kemampuan
4.         Mengkoordinasikan kegiatan dengan melihat kemajuan serta penggunaan materi dan sumber
5.         Membagi – bagi perhatian pada berbagai tugas dari kebutuhan siswa
6.         Mengahiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa laporan hasil yang dicapai siswa.


c. Keterampilan membimbing

Hal ini dapat dicapai bila guru memiliki keterampilan – keterampilan sbb :

1.         Memberikan penguatan yang sesuai dalam bentuk kualitas dan kuantitas
2.         Mengembangkan supervisiproses awal
3.         Mengadakan supervisi proses lanjut yang memusatkan perhaian pada penekanan dan pemberian bantuan secara selektif
4.         Mengadakan supervisi pemanduan, yang memusatkan perhatian pada penilaian pencapaian tujuan.




c. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar Mengajar

Dalam hal ini guru harus mampu membuat perencanaan  kegiatan belajar yang tepat bagi setiap siswa atau kelompok dan sekaligus mampu melaksanakannya. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar ini mencakup keterampilan berikut :

1.   Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran yang mencakup kriteria yang mampu menstimulasi untuk mencapai tujuan tertentu
2.   Merencanakan kegiatan belajar bersama bagi siswa yang mencakup kriteria keberhasilan
3.   Berperan sebagi penasehat bagi siswa yang memerlukan
4.   Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuan belajarnya sendiri, kondisi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki dirinya sendiri, dan sekaligus merupakan pencerminan kerjasama guru dalam situasi pendidikan yang manusiawi.

Dari empat komponen keterampilan diatas ternyata tercakup keterampilan dasar yang sebalumnya harus dikuasai guru yaitu : keterampilan bertanya, memberi peguatan, melakukan variasi dalam mengajar, menjelaskan, membimbing diskusi kelompokkecil. Dengan demikian keterampilan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan kompleks, yang sebelumnya mempersyaratkan penguasaan terhadap keterampilan dasar tertentu.

No comments: